Kamis, 17 September 2015

Cerpen Unggulan first



Dan Terjadi Lagi...
Pagi itu, pagi pertama aku masuk sekolah. Dimana aku menjadi seorang senior yang harus menjadi panutan bagi para junior. Menjadi kakak kelas yang berada didepan kelas dan harus memberikan sedikit materi tentang apa yang harus dibawa Senin besok, yah karena ini praMOS.
Untuk pertama kalinya aku masuk dimana junior didepanku ini masih kelihatan polos, belum mengetahui bagaimana kehidupan di SMA. Masing-masing siswa maju kedepan untuk memperkenalkan diri. Aku sangat asing dengan wajah mereka, aku tak mengenal masing-masing dari mereka, kecuali yang dulunya satu SMP denganku. Aku pun tak ada rasa tertarik sedikit pun dengan salah satu dari mereka. praMOS pun berakhir dan seluruh siswa diharapkan pulang agar dapat melaksanakan MOS dengan tubuh yang fit.
Senin itu tak ada yang spesial. Hari pertama aku menjadi senior untuk MOS. Yang mana aku harus rela tidak masuk kelas dan harus menjaga kelas MOS. Hari pertama ini para junior mulai mengetahui sebagian senior-senior mereka. Dan para senior perempuan mulai mencari junior yang ganteng alias berburu berondong. Biasa kelakuan cewe jaman sekarang. Ada salah satu junior di kelasku, yang menurutku ganteng dan begitu juga teman-temanku. Tetapi aku tak ada rasa sedikitpun padanya, sungguh.
Hari itu adalah hari terakhir dari MOS. Dimana aku harus mencari anggota baru untuk ekskul ku, karena kami memang butuh untuk menjadi sebuah pasukan. Di kelasku hanya ada satu anak saja yang mendaftar lalu ternyata ada satu lagi anak yang ikut mendaftar, anak yang katanya teman-temanku ganteng. Dan anak itu bernama Bastian. Bas bilang kalau ia ingin ikut tapi ia konsultasi dulu ke mamanya.
Besoknya, latihan pertama pasukan. Aku cukup kaget ternyata ia benar-benar ikut. Dan entah kenapa aku senang dia bisa ikut. Sungguh aku tak ada rasa apa-apa, tapi ini sangat aneh menurutku, sungguh. Latihan kali ini tak cukup berat menurutku. Dan anehnya, Bas benar-benar menarik perhatianku. Aku seperti dibuatnya agar selalu memperhatikannya.
Latihan pertama kemarin aku hanya dibuatnya untuk memperhatikannya. Hari ini hari ekskul, semua junior maupun senior diwajibkkan datang. Latihan kali ini cukup keras jadi aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk latihan kali ini. Latihan pun selesai dan semuanya dikumpulkan jadi satu. Dan entah mengapa aku bisa duduk didekatnya. Hingga kita bisa bercanda bersama. Aku rasa aku mulai suka pada Bastian. Aku tak mengerti darimana rasa itu timbul. Padahal awalnya aku merasa biasa saja ketika aku bersama Bastian. Tapi kali ini berbeda, hatiku bergetar setiap aku dekat dengannya. Ini sungguh aneh, namun ini nyata. Inikah yang dinamakan cinta? Datang dan pergi tak mengenal waktu, tiba-tiba hadir dan tiba-tiba pula pergi. Namun kali ini aku tidak ingin cinta itu pergi, aku ingin cinta itu tetap ada mengiringi Bastian. Dimana ada Bastian disitu pasti ada rasa cintaku bersamanya.
Hari demi hari berlalu kedekatan antara aku dan Bastian makin terjalin. Kita layaknya membutuhkan satu sama lain. Dimana aku ada, Bastian pasti ada disitu. Bisa dikatakan hampir kemanapun kita selalu bersama. Hingga kedekatan ini menimbulkan rasa iri terhadap orang lain yang melihatnya. Awalnya aku tidak peduli terhadap orang-orang yang benci melihat aku bersama Bastian. Namun hal yang mereka lakukan membuatku sakit hati. Memang Bastian itu cogan dan aku yakin pasti banyak dari temanku yang menyukainya, walaupun mereka malu untuk mengakuinya.
Tindakan yang mereka lakukan kepadaku saat ini sudah keterlaluan. Mereka mencoba menjauhkan ku dengan Bastian dengan cara yang menurutku tidak manusiawi. Walaupun bukan melakukan secara fisik, mereka melakukan dengan cara melukai hatiku. Pada saat itu aku sempat berfoto dengannya dan menurutku itu foto satu-satunya antara aku dan Bastian. Dan aku tak mengerti ketika aku ingin meminta foto itu, kucari foto itu ternyata foto itu tidak ada. Siapa yang tega menghapus kenangan indah seperti itu? Foto satu-satunya yang ternyata hilang atau mungkin dihapus. Ini sungguh membuatku terluka. Aku tak bisa membayangkan betapa teganya orang yang telah menghapus foto itu, aku sungguh tak percaya ia berani melakukan itu.
Suatu hari aku memberanikan diri untuk memberi tahu Bastian bahwa foto itu telah dihapus. Pada saat aku mengatakannya, tergambar jelas di wajahnya bahwa Bastian sangat kesal karena foto itu telah dihapus. Dia tak henti-hentinya bertanya kepadaku, siapa yang menghapus foto itu. Namun aku hanya bisa menjawab “aku gak tahu dek” dengan nada kecewa, tapi memang aku tak tahu, dan kali ini aku sudah tidak mau tahu karena sudah banyak hal yang telah mereka lakukan terhadapku.
Sejak keberanianku ini aku rasa aku dan Bastian sudah mulai menjauh. Aku pun sudah mulai jarang berbicara dengan Bastian. Mungkin usaha yang mereka lakukan untuk menjauhkanku dengan Bastian sudah berhasil. Saat-saat ini juga sudah tidak ada event jadi kesempatanku untuk memperbaiki hubungan dengan Bastian mulai berkurang kecuali pada saat hari ekskul saja aku bisa bertemu dan bisa berbincang sedikit dengan Bastian.
Kini hari-hariku kulewati tanpa hadirnya Bastian. Tetapi aku tak begitu sedih karena aku masih bisa mengobrol dengannya lewat sosmed dan kami cukup banyak berbincang lewat situ meski hanya hal formal saja yang kami bahas. Diam-diam aku stalking akun facebooknya, aku melihat di dindingnya, ia menyatakan bahwa telah berpacaran dengan seseorang yang namanya Mya. Ketika kumelihat itu, hatiku bagai teriris oleh pisau, perih sangat perih. Namun aku sedikit terhibur karena ini facebook dan facebook ini banyak bohongnya. Aku cukup lega.
Baru saja kemarin aku merasa lega karena facebook banyak bohongnya. Tiba-tiba temanku yang mengetahui hubunganku dengan Bastian menyodorkan handphone nya kepadaku. Ia menunjukkan display picture BBM milik Bastian. Foto itu adalah foto Bastian bersama seorang cewe dan status BBM milik Bastian adalah nama Mya dengan tanda hati disampingnya. Hatiku langsung hancur berkeping ketika melihat hal tersebut. Rasanya aku ingin marah, menangis, sakit semua campur aduk jadi satu. Aku sudah berkali-kali merasakan sakit yang seperti ini. Namun, menurutku ini yang paling sakit karena orang lain yang memberitahuku bukan diriku sendiri yang mengetahuinya. Saat pulang sekolah aku bertemu dengan Bastian, entah kenapa rasanya aku ingin sekali mencakar-cakar wajahnya, marah-marah didepannya ah pokoknya campur aduk jadi satu tentang apa yang aku ingin lakukan kepadanya. Hingga dia menyapaku saja kujawab dengan nada yang cukup sinis, jujur aku cukup menyesal melakukan itu, aku takut ia akan marah kepadaku dan tak mau bicara atau bertemu denganku lagi.
Hari demi hari aku nikmati, berusaha menenangkan hati dari kenyataan bahwa Bastian sudah punya pacar. Dari situ juga kedekatanku dengan Bastian semakin pudar. Kondisi perasaanku kini juga telah membaik. Aku pun juga sudah tidak merasa ingin marah-marah atau lainnya terhadap Bastian. Kini aku sudah tidak terlalu memperdulikan perasaanku terhadapnya. Baiklah aku akui, aku masih suka pada Bastian, tapi aku harus menahan sedikit perasaan itu agar tak ada lagi orang yang membenciku dan tak ada lagi rasa sakit hati yang menerpaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar