Selasa, 28 Januari 2014

Cerpen Unggulan

Gak Semuanya Bisa Dengan Duit
            Suatu hari ku melihat seorang gadis kecil yang sedang duduk menyendiri di sebuah taman di tengah kota. Ku melihat gadis itu mngenakan pakaian yang sangat bagus dan mungkin mahal. Tetapi aku tak melihat kebahagiaan dari raut mukanya. Kulihat ia sedang mengusap sebelah matanya, lalu ku datangi dia.
            “Hai adek cantik, kamu kenapa sendirian disini, mama papa kamu kemana?” tanyaku. “Kakak siapa? Kenapa tiba-tiba duduk di sebelah aku?” jawabnya dengan ragu. Dengan senyuman kujawab pertanyaan itu “kakak Revina, kalo nama kamu siapa dek? Terus pertanyaan kakak tadi juga belum adek jawab.” “A…aku Alena kak. Mama papaku kerja, aku kalo lagi pengen sendiri emang selalu kesini kak” jawabnya. “Oh Alena, kenapa kamu sedih cantik?” tanyaku dengan sedikit bercanda. “Aku sedih kak, aku merasa semuanya gak sayang sama aku, yah walaupun semua yang aku minta selalu di turuti oleh mama papa, tetapi aku merasa tak mendapat apa itu yang namanya rasa kasih sayang.” “Oh gitu dek. Ya sudah kamu gausah sedih lagi kan sekarang ada kakak disini, cerita aja sama kakak” jawabku. Lalu kumelihat arlojiku sudah menunjuk pukul 13.30 yang artinya aku harus segera pulang kerumah, karena ibuk pasti juga udah nungguin. “Emm Lena, kamu kakak tinggal pulang gak papa kan, soalnya kakak mesti pulang sekarang. Ayo deh kamu pulang ya, kakak anter deh.” “gak usah deh kak, aku masih mau disini, dah kakak besok kesini lagi ya!” Dengan senyuman kujawab “pasti dek.”
            Dari hal tersebut aku lalu berpikir bahwa tak semuanya dapat dibeli dengan uang termasuk kasih sayang. Sungguh malang gadis kecil yang cantik nan imut tersebut, semua keinginannya diberi oleh orang tuanya, tetapi hanya satu yang tak ia dapatkan yaitu kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya.
            Hari berikutnya aku berjalan ke rumah setelah pulang sekolah. Tetapi di tengah jalan aku melihat gadis kecil yang kutemui kemarin sedang di-bully oleh yah mungkin bukan temannya. Lalu segera aku mendekat, tapi aku menghentikan langkahku ketika seorang anak berkata “Haha Lena, kamu itu anak orang kaya tapi mana kamu gak kaya dengan kasih sayang, aduuhh kasiyan deh loe!” Betapa pedihnya aku mendengar kata-kata seperti itu dapat terlontarkan dari seorang anak 4 SD. Bagaimana coba orang tuanya mendidik?? Lalu aku langsung berlari menyambar Lena dan mengusir anak-anak itu.
            “Lena kamu baik-baik saja kan?” tanyaku. Sambil terisak lalu memelukku dan berkata  “aku dikatain mereka kak.” Wah benar-benar keterlaluan anak-anak tadi. Lalu aku langsung mengantar Lena pulang ke rumahnya.”dek rumah kamu dimana sini kakak anter pulang!” lalu dia menunjukkan arah jalan ke rumahnya. Beruntung sekali orang tuanya ada di rumahnya jadi aku bisa sekalian memberitahu kepada mereka bahwa anak tak dapat bahagia bila hanya dimanjakan dengan uang.

            Kedatanganku disambut hangat oleh orang tua Lena. Lalu aku bercerita tentang apa yang telah terjadi pada putrinya. Yang terpenting dari semua perkataanku pada mereka ialah “Eh om, tante maaf nih kalau nanti om sama tante mikirnya aku ikut campur tapi ini penting. Memang benar Alena senang dengan semua fasilitas yang kalian berikan kepadanya. Tetapi yang paling dia inginkan adalah kasih sayang dari kalian berdua. Jadi saya mohon berikanlah semua kasih sayang yang dapat kalian berikan kepada Alena, sebelumnya maf lagi karena aku sudah bicara begini om tante.” “oh jadi begitu ya, jadi semuanya gak bisa dengan uang, baiklah kami akan mencoba saran dari kamu.” Setelah itu aku langsung minta izin pulang, diperjalanan pulang aku bergumam sendiri, “sungguh orang tua yang tak punya akal, emang bisa kasih sayang dibeli sama duit, ya kelles.” Jadi boleh kalian semua memanjakan orang lain dengan uang tetapi ingat kasih sayanglah yang terpenting.

Selasa, 07 Januari 2014

Cerpen Unggulan

Training Membawa Cinta
            Huft.. harapan cintaku pupus, ketika ku mendengar orang yang sedang aku incar telah milik orang lain. Sudahlah aku tak peduli, masih ada yang satunya, yaitu Yulio. Aku masih benar-benar mengharapkan Yulio, hingga…
            Suatu hari aku mengikuti sebuah training IT selama 2 hari. Di hari pertama, kurasa training tersebut biasa-biasa saja dan semua pesertanya juga biasa saja, kecuali Ryan, sahabatku. Aku merasa di sana hanya memiliki teman Ryan saja, karena mayoritas pesertanya kelas 2 SMP, hanya aku, Ryan dan Ka’ Santi saja yang lebih tua (dalam tingkatan kelas).
            Materi pertama di hari pertama adalah sebuah motivasi. Aku benar-benar termotivasi untuk memajukan IT anak Indonesia, sebab itulah aku benar-benar bersemangat. Setelah itu materi Robotika, uh aku sangat mencintai materi ini. Walaupun aku tak mahir, tapi aku berusaha sekuat tenaga. Disana aku ditugaskan kelompok dan aku berkelompok dengan Chicha dan Rizain. Kami dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan baik, tepat, cepat dan rapi walaupun sedikit mengalami kebingungan karena kabel yang terbelit.
            Tibalah waktu free, yeah I love it. Disana aku menghabiskan waktu dengan bermain laptop. Di waktu free itu aku menyempatkan untuk mendownload semua yang kumau karena free wifi area. Saat itu aku rasa ada yang telah memperhatikanku sejak tadi. Aku merasa bingung, apakah dia memperhatikanku atau siapa. Tapi kurasa dia memperhatikanku, lalu kubalas dengan perhatian pula. Ah kamu sudah mencuri perhatianku J. Lalu aku bercanda bersamanya dan juga teman-temannya yang merupakan adek kelasku, sama sepertinya. Hingga pulang pun kami semua masih bercanda ria.
            Semalaman aku memikirkanmu, oh Tuhan apakah ku t’lah jatuh cinta, lagi. Ku terdiam bayanganmu terlintas, ku melakukan sesuatu terasa kau ada di depanku, ah senangnya. Oh ya aku lupa mengatakan siapakah dia, dia adalah Fabrian, berondong manis yang saat ini sedang ku perhatikan dan pikirkan. Karenamu ku tak sabar menantikan hari esok. Tuhan… tuangkanlah dia kedalam mimpiku.
            Keesokan harinya, hari kedua training. Bangun pagi, ternyata doaku terkabul, dia masuk kedalam mimpiku semalam, oh Tuhan terimakasih. Aku pun bergegas mandi dan setelah rapi ku langsung menuju tempat training.
            Setelah sampai disana aku langsung duduk dan kulihat hanya ada Ihsan, adek kelas yang sangat suka ngegame, padahal kemarin dia telat datang dan sekarang datang pertama langsung ngegame. Lama kumenunggu akhirnya ada yang datang, lalu ku menunggu lagi Fabrian yang datang, ia pun langsung menuju ke Ihsan.
            Materi hari ini harus berhadapan dengan laptop, selalu. Pertama adalah Corel Draw untuk membuat desain grafis dan sebagainya. Fabrian duduk tak jauh dariku dan dibelakangnya ada Chicha. Hal yang menyenangkan ketika Chicha bertanya pada Fabrian, ia menoleh ke Chicha dan jika telah selesai dia menoleh kepadaku, ah aku sungguh tersipu. Materi kedua adalah Blog, awalnya aku tak mengerti apa itu blog dan setelah dijelaskan aku mulai tertarik dengan Blog, bukan karena salah satu trainernya yang cute itu, tapi karena blog itu asyik dan aku tak sampai bertanya bahkan Chicha juga, karena itu Fabrian tak menoleh. Tapi walau tak sedang membantu Chicha, Fabrian masih sempat menoleh dan melirik kepadaku, ah salting aku.setelah itu free time, kugunakan untuk online facebook, haha. Setelah itu materi ketiga dan terakhir, yaitu Flash. Ku kira ini akan seperti Corel yang gampang-gampang susah, namun Flash ini sungguh membingungkan. Aku selalu menggaruk kepala karena terlalu bingung, tetapi kebingungan itu terhapuskan oleh lirikan Fabrian saat ia selesai membantu Chicha, ah Fabrian J.
            Hari ini akan segera berakhir, jadi kita semua harus berpisah. Aku rasa aku mulai menyayangi Fabrian, karena tanpa ada yang mengetahui aku dan Fabrian bercanda sendiri dan seakan hanya ada kita berdua. Itu adalah momen-momen yang indah. Di saat waktu pulang aku pulang mendahului Fabrian. Rasanya ingin menunggu tetapi, dikira cewe apaan aku nanti.

            Kusadari sepertinya aku menyayangimu Fabrian. Aku tak peduli kau lebih muda atau adek kelas, toh Kunio dulu juga lebih muda dari aku bahkan lebih muda dari Fabrian. Ooohh Fabrian berondong manisku, aku sayang kamu J.

Cerpen Unggulan

Harapan Baru Cintaku
            Di malam yang hening dan sunyi, kutatap rembulan yang hangat dan bintang-bintang yang bertebaran. Canda dan tawa menghiasi malam ini. Tetapi hilanglah sudah ketika handphoneku berdering. Kubuka dan kubaca isinya, lalu kutatap cermin dan melihat banyak air mata yang mengalir di wajahku.
            Terpuruklah aku mendengar kata putus darimu. Maro, mengapa kau tinggalkan aku? Kau pergi menjauh, mencari tambatan hati yang lain. Tetapi, kini bagiku hanyalah sebuah kenangan pahit belaka yang tak penting untuk diingat. Sekarang yang terpenting adalah membahagiakan hatiku yang terpuruk ini dengan senyuman manis dari Kunio dan keramahan wajah dari Yulio. Mereka berdualah yang saat ini mengisi pojokan hatiku yang kosong.
            Kunio adalah teman terbaikku, Kunio begitulah aku memanggilnya. Dia panggil aku dengan sebutan Reina. Dia selalu mengerti aku dalam keadaan apapun, baik senang maupun susah. Itulah yang membuatku mengaguminya hingga menyayanginya sampai saat ini. Senyumannya yang begitu manis dan unik membuatku tergila-gila. Tak hanya itu saja, ketika kau membuat rambutmu berantakan, kau begitu keren, sampai ku tak bisa berhenti memandangimu. Bagiku Kunio adalah harapanku, karena ia begitu indah, lebih indah dari bulan purnama bahkan sangat indah. Walaupun ku tahu kau tak menyukaiku, tapi ku kan tetap berusaha membuatmu suka padaku.
            Sedangkan Yulio adalah seorang teman baru yang telah mampu memikat hatiku yang telah remuk ini, aku biasa memanggilnya dengan Yulio. Penampilannya yang keren membuat banyak cewek-cewek aneh yang berlomba-lomba mendapatkannya. Yah mungkin aku juga termasuk. Bagiku penampilan Yulio adalah cirihasnya, senyumannya yang manis dan sikapnya yang cuek tapi keren itulah yang membuatku benar-benar ingin menginginkannya. Aku jarang disapa olehnya karena ia begitu cuek terhadap cewek.      Kunio dan Yulio, sebuah kepribadian yang beda tetapi dengan style yang sama. Tetapi, bagiku  Yulio adalah sosok yang penuh dengan tanda tanya, gayanya yang cuek membuatku curiga, apakah dia melirikku apa hanya aku yang meliriknya, yang kuharapkan hanya bisa dekat denganmu lalu kau miliki aku. Tapi mungkin hal itu tak akan terkabul, karena aku merasa bahwa engkau sepertinya tak akan menyukaiku, karena aku tak begitu menarik dan mungkin sedikit aneh. Yang kuharapkan saat ini hanyalah Kunio, karena ia lebih mengerti aku, yang kutahu bahwa mungkin ia tak menyukaiku, tetapi aku kan berusaha dengan keras agar Kunio bisa menyukaiku bahkan menyayangi dan mencintaiku.

            Hari-hariku yang kini tanpa Maro telah diisi oleh Kunio dan Yulio. Tetapi melupakan Maro bagiku adalah hal yang sulit, karena hadirnya Kunio dan Yulio membuatku lebih mudah melakukan itu. Sekarang aku benar-benar tak menyayangimu Maro. Dihatiku saat ini hanya diisi oleh Kunio dan Yulio. Aku gak akan pernah mengingatmu lagi Maro. Kini harapan baruku hanyalah Kunio dan Yulio, seorang.