Freak Heart
......
Selama beberapa detik ia hanya menatapku dan
sedikit membuka mulut layaknya akan mengatakan sesuatu. “ehh Rev..” “iya Ichie,
apa?” jawabku. “eh aku.. aku.. a a a akkuu..” ucapnya dengan terbata-bata.
“kamu knapa Ichie?” tanyaku dengan skeptis. Teeettt..... bel masuk pun
berbunyi, tanda mata pelajaran terakhir akan dimulai. “eh aku mau ke kelas
duluan yah sudah masuk tuh, dah Rev. Ntar aku tunggu didepan kelasmu” ucap
Richie dengan berdiri dan menggaruk kepala belakangnya yang sepertinya tak
gatal, lalu meninggalkanku sendiri di kantin. Dengan langkah gontai tak
bersemangat aku pun kembali ke kelas untuk menerima pelajaran terakhir.
Sesampaiku dikelas bu Wina ternyata
sudah ada didalam kelas. Lalu aku bergegas menuju kursi ku dan duduk dengan
tenang seakan tidak ada yang terjadi dan langsung membuka buku untuk menyatakan
bahwa aku sudah siap untuk menerima pelajaran. 2 jam pelajaran pun telah
terlewati, kini saatnya bagi bel pulang berbunyi dan menandakan bahwa seluruh
siswa diharapkan untuk segera meninggalkan sekolah. Sesuai perkataannya tadi,
Richie ternyata sudah di ambang pintu kelasku. Ia berdiri disana dengan
senyuman khas miliknya yang paling manis dan paling kusukai. Lalu kami pun
pulang bersama.
Sesampaiku dirumah aku melanjutkan
kebiasaanku yaitu membaca buku yang sudah lama kupinjam namun sampai sekarang
belum selesai kubaca. Dan Richie, ia belum pulang dan masih menemaniku di
rumah, yah aku dirumah sendirian. Richie juga sedang melakukan kebiasaannya
yakni menonton acara favoritnya di televisi. Lalu, “Rev, liat ini deh keren
banget tau, kamu mau ga?” “hah apaan? Itu yang di tv itu? Bagus sih, emang kamu
mau beliin itu buat aku?” “kalo kamu suka kenapa engga coba?” “hehe aku suka
kok Ichie” jawabku sambil tersenyum. “yes!!” jawab Richie sedikit berbisik.
“kamu ngomong apa Ichie?” tanyaku skeptis. “ah engga gapapa Revv..” jawabnya
dengan senyuman lalu mencubit pipiku. “Ichie kebiasaan ah, sakit tau!” jawabku
lalu kembali menatap bukuku. “yee gitu aja marah” ucapnya sambil langsung
mengelus pipiku yang dicubitnya tadi dan akupun tersipu. Setelah itu Richie
pulang karena orang tuaku sudah pulang. Malamnya aku memikirkan kelakuan Richie
yang semakin baik kepadaku. Apa yang telah terjadi padanya, it’s so weird but i
loved it. Setelah itu aku mengerjakan tugas sekolahku sampai malam lalu
tertidur dengan lelapnya.
Paginya, seperti biasa aku selalu
dijemput oleh Richie dan berangkat bersama dan berjalan bersama menuju kelas
masing-masing. Dan kebiasaan itu selalu berulang setiap harinya. Dan tidak ada
gangguan sedikitpun terhadap hubungan kami.
bersambung.....